Rabu, 23 Maret 2016

Anjuran Untuk Menetapkan Ibadah Sebagai Tujuan dan Amal Kebaikan Sebagai Kenikmatan


Dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu, ia berkata, “Ada tiga rombongan datang ke rumah-rumah para isteri Nabi Shallallahu Alaihi wa sallam menanyakan tentang ibadah Nabi. Ketika mereka diberitahu, sepertinya mereka meremehkannya lalu berkata, ‘Lalu di mana (letak) kita dari Nabi yang telah Allah ampuni dosa-dosanya yang lalu dan yang akan datang.’ Salah seorang mereka berkata, ‘Kalau saya, selalu melakukan shalat malam.’ Yang lainnya berkata, ‘Aku berpuasa dahr dan tidak pernah membatalkannya.’ Seorang yang lain mengatakan, ‘Aku m,enjauhi wanita, sehinnga tidak akan kawin.’ Kata-kata itu pun didengar oleh Nabi, lalu membaca Alhamdulillah dan memuji Allah, seraya berkata, ‘Apa maksud kaum-kaum itu mengatakan begini dan begini itu?’ Ingatlah, demi Allah, aku sesungguhnya adalah orang yang paling takut kepada Allah dan paling bertakwa kepada-Nya. Tapi aku berpuasa dan makan, shalat dan tidur, dan kawin dengan wanita. Maka barangsiapa yang tidak menyukai sunahku, ia bukanlah dari golonganku.’” (Diriwayatkan Al-Bukhary).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar