Keutamaan
Membaca Alquran
Penulis :
Muhammad Sofyan
Di bulan
ramadhan ini kaum muslimin dianjurkan untuk memperbanyak amalan karena di bulan
ini ganjaran amalan seseorang akan dilipatkan gandakan oleh Allah taala
dibanding bulan bulan lainnya.
Di antara
amalan yang paling agung adalah membaca alquran karena alquran adalah sumber
hukum dan sumber ilmu. Orang yang membaca,memahami dan mengamalkankannya
tentunya akan merasakan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Begitu juga
sebaliknya.
Oleh sebab
itu Nabi shallalahu alaihi wa sallam memotivasi kita untuk giat membaca alquran
karena disamping manfaatnya yang sangat besar juga mendapatkan ganjaran yang
berlipat bagi orang yang membacanya. Sebagaimana dijelaskan di dalam hadis
dibawah ini :
عن عَبْدَ
اللهِ بْنَ مَسْعُودٍ رضي الله عنه قال : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ : ( مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ ، وَالحَسَنَةُ
بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا ، لاَ أَقُولُ الْم حَرْفٌ ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ ، وَلاَمٌ
حَرْفٌ ، وَمِيمٌ حَرْفٌ ) رواه الترمذي (2910) وقال : حسن صحيح غريب ، وصححه الألباني
في صحيح الترمذي
.
Dari
Abdulloh bin mas’ud rhadiallahu anhu
berkata rasulloh shallalahu alaihi wa sallam bersabda : Orang yang membaca satu
huruf alquran maka ia mendapatkan satu kebaikan dan satu kebaikan akan
dilipatkan gandakan sebanyak sepuluh kali. Saya tidak mengatakan alif lam mim
satu huruf namun alif satu huruf, lam satu hruf, dan mim satu huruf
(HR.Tirmidzi (2910) beliau menilai hadis ini hasan shohih gorib. dan
dishahihkan oleh Albani dalam sahih tirmidzi.
Tidak bisa
dipungkiri bahwa manusia butuh banyak mengamalkan kebaikan guna menutupi
kesalahan atau dosa yang telah diperbuatnya. Sebagaimana firman Allah taala :
Sesungguhnya
kebaikan itu menghapus kesalahan (surat hud :114)
Di dalam
hadis lain juga Rasululoh shallalahu
alaihi wa sallam juga memotivasi kita agar giat banyak membaca alquran karena
ganjaran bagi orang yang membaca 100 ayat alquran bagaikan ia mengerjakan
sholat sepanjang malam. Sebagaimana sabda beliau yang diriwayatkan oleh imam
ahmad.
عنْ
تَمِيمٍ الدَّارِىِّ رضى الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
« مَنْ قَرَأَ بِمِائَةِ آيَةٍ فِى لَيْلَةٍ كُتِبَ لَهُ قُنُوتُ لَيْلَةٍ»
“Tamim Ad
Dary radhiyalahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Siapa yang membaca 100 ayat pada suatu malam dituliskan baginya
pahala shalat sepanjang malam.” (HR. Ahmad dan dishahihkan di dalam kitab
Shahih Al Jami’, no. 6468).
Dan
rasululloh صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pun memberi kabar gembira bagi mereka yang
sudah lancar membaca alquran. dia akan bersama para malaikat yang senantiasa
berbuat baik. Adapun bagi mereka yang masih kesulitan membaca alquran ia jangan
bersedih karena tetap ada ganjaran atas usaha yang ia lakukan yaitu ia akan
mendapatkan dua pahala sebagaimana dijelaskan di dalam hadis aisyah yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim. Yang bunyinya
الْمَاهِرُ
بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ
وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ
Orang yang
lancar membaca Alquran ia bersama para malaikat yang mulia dan senantiasa
berbuat baik. Dan orang membaca alquran sambil terbata bata dan mengalami
kesulitan membacanya ia medapat dua pahala (HR.Muslim)
Orang yang
membaca alquran merupakan ciri mukmin sejati bagaikan buah yang lezat dan harum
aromanya. Hal ini sebagaimana hadis abu musa al asya’ri, rasululloh bersabda
مَثَلُ
الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ مَثَلُ الأُتْرُجَّةِ : رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا
طَيِّبٌ ، وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لاَ يَقْرَأُ القُرْآنَ كَمَثَلِ التَّمْرَةِ
: لاَ رِيحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ ، وَمَثلُ المُنَافِقِ الَّذِي يقرأ القرآنَ
كَمَثلِ الرَّيحانَةِ : ريحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ ، وَمَثَلُ المُنَافِقِ
الَّذِي لاَ يَقْرَأُ القُرْآنَ كَمَثلِ الحَنْظَلَةِ : لَيْسَ لَهَا رِيحٌ وَطَعْمُهَا
مُر
Dari Abu
Musa Al Asyari radiallaahu anhu beliau mengatakan Rasululloh shallallahu alaihi wasallam bersabda “
perumpamaan orang beriman yang membaca alquran seperti buah utrujah, aronyama
wangi dan rasanya enak. Perumpamaan orang beriman yang tidak baca alquran
seperti kurma, tidak ada baunya namun rasanya manis. Perumpamaan orang munafik
yang baca alquran seperti buah raihanah, aromanya enak tapi rasanya pahit.
Perumpamaan orang munafik yang tidak membaca alquran seperti buah handzolah
aromanya tidak ada dan rasanya pahit (HR.Bukhori)
Adab bagi
para pembaca dan penghafal alquran
Di dalam
hidup ini kita memang harus memilih mana skala prioritas mana hal yang paling
diutamakan dan terlebih dahulu dikerjakan kemudian prioritas selanjutnya yang
dianggap penting dan ini menjadi batu pijakan bagi orang tua dan para penuntut
ilmu dalam menuntut ilmu.
Al Khotib Al
Baghdadi berkata, “Selayaknya bagi setiap penuntut ilmu memulai dari
menghafalkan Al Qur’an. Karena Al Qur’an adalah ilmu yang paling mulia dan yang
paling pantas didahulukan.” (Al Jaami’ li Akhlaaqir Rowi wa Li Aadabis Saami’)
selain itu
niat menjadi penentu diterima atau ditolaknya amal seseorang. Sebagaimana
diriwayatkan oleh i Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim dari ‘Umar bin
al-Khaththab Radhiyallahu anhu berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
“إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا
لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى.”
‘Sesungguhnya
setiap perbuatan itu tergantung dari niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan
sesuai dengan yang diniatkannya.
Nasihat yang
sangat bagus bagi mereka yang mereka yang mempelajari alquran yang disampaikan
oleh Imam an-Nawawi. Beliau berkata, “Seyogyanya ia tidak berniat dalam membaca
dan mengajarkannya sebagai sarana baginya untuk mendapatkan tujuan-tujuan
duniawi, seperti mencari harta, kedudukan, pangkat atau kesombongan terhadap
teman-temannya atau pujian orang lain padanya atau pandangan orang tertuju
padanya atau yang semacamnya.”
Penyebab Hilangnya
Hafalan.
Banyak
sekali kita jumpai para penghafal alquran hilang hafalannya lantaran beberapa
hal berikut :
Tidak
membaca surat surat panjang ketika sholat sendirian.
Murojaah
yang terbaik adalah ketika di dalam sholat, khususnya sholat sendirian seperti
sholat sholat sunnah. Karena ketika sholat sendiri kita bebas memilih surat
surat yang panjang sebagaimana amalan rasululloh ketika beliau sholat malam
sampai membutuhkan waktu yang lama yang tentunya beliau membaca surat surat
panjang. Tapi yang ironisnya banyak terjadi para imam mereka panjang bacaannya
ketika sholat jahr (keras bacaanya) seperti sholat fajr, magrib dan isya tapi
ketika sholat sendirian mereka membaca surat surat pendek. Memang ini tidak
berdosa namun dari sisi guna menjaga hafalan amalan seperti ini kurang efektif.
Tidak
Mengajarkan Alquran
Beberapa
orang penghafal alquran pernah bercerita kepada saya bahwa dirinya dan teman
temannya yang pernah menghafalkan alquran kebanyakan mereka hilang hafalannya
karena mereka tidak mengajarkannya dan tidak menjadi imam masjid. Memang, tidak
bisa dipungkiri namanya ilmu, baik itu ilmu dunia maupun ilmu agama jika tidak
diajarkan cepat atau lambat dia akan hilang. Lebih lebih ilmu alquran. Oleh
sebab itu, menjaganya sangat penting dengan cara mengajarkannya. Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sendiri memberikan pujian bagi
mereka yang suka belajar dan mengajarkan alquran. Sebagaimana hadis yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhori dari ustman bin affan ra, Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda “ yang terbaik
diantara kalian adalah orang yang belajar alquran dan mengajarkannya.
Tidak
Konsisten Murojaah (mengulang hafalan)
Tidak bisa
dipungkiri bahwa ujung tombak semua amalan adalah konsisten. Jika amalan tidak
konsisten maka tidak mendapatkan hasil yang maksimal atau hasilnya tidak sesuai
harapan. Dalam kasus para penghafal alquran kebanyakan mereka bersemangat untuk
menghafal surat surat baru. Hal ini sangat bagus dan mulia. Namun, sangat
disayangkan jika sudah hafal tapi kurang bersemangat dan tidak konsisten dalam
menjaga hafalannya. Walhasil, hafalan yang diusahakannya selama bertahun tahun
hilang dan hanya tinggal kenangan saja.
Anjuran
membaguskan suara ketika baca alquran
Membaguskan
dan memerdukan suara ketika membaca alquran adalah disyariatkan bahkan
diperintahkan seperti yang dijelaskan dalam hadis albaro’ bin ‘azib ra, ia
berkata : rasululloh صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda : زَيِّنُوا الْقُرْآنَ بِأَصْوَاتِكُمْ
Hiasilah
bacaan alquran dengan suaramu (HR.Abu Dawud No.1468)
Kalau
suaranya tidak bagus maka ia berusaha membaguskan suaranya sesuai dengan
kemampuannya. Rasululloh pernah mendengar suara bacaan abu musa al asya’ri dan beliau memujinya. Sebagaimana disebutkan
dalam hadis muttafaqun alaih dari abu hurairah ra, rasululloh صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda
“
sesunggunya ia (abu musa) telah dianugerahi suara merdu yang telah diberikan
kepada Nabi Dawud alaihi salam yaitu suara yang merdu.
Di antara
cara memperindah bacaan alquran yaitu dengan cara mempelajari kaidah ilmu
tajwid dan makhroj huruf. Karena suara akan lebih merdu dan enak didengar jika kaidahnya benar.bahkan orang yang tidak
memiliki suara merdu namun jika kaidah bacaannya benar enak juga didengar.
Tentunya jika orang memiliki keduanya yaitu suara merdu dan menguasai kaidahnya
maka akan lebih bagus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar