Definisi akhlak secara bahasa berarti perangai, watak dasar, kebiasaan, kelaziman dan peradaban yang baik. Sedangkan akhlak menurut istilah adalah sebagaimana menurut Ibnu Miskawaih (w.421 H/1030 M) yaitu :
حَالــــٌ لِلنَّفْسِ دَاعِيَةٌ الَهَا
إِلَى أَفْعَا لِهَا مِنْ غَيْرِ فِكْرٍ وَلاَ رُوِيَةٍ
Artinya : “Sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorong
untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”. (Drs.
H. Abudin Nata, 2010)
Pengertian Akhlak Secara Etimologi, Menurut pendekatan
etimologi, perkataan “akhlak” berasal dari bahasa Arab jama’ dari bentuk
mufradnya “Khuluqun” yang menurut logat diartikan: budi pekerti, perangai,
tingkah laku atau tabiat. Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuain
dengan perkataan “khalkun” yang berarti kejadian, serta erat hubungan ” Khaliq”
yang berarti Pencipta dan “Makhluk” yang berarti yang diciptakan.
Ajaran tentang akhlak yang baik oleh Allah telah dijelaskan di banyak ayat dalam alquran dan hadis. Di antara akhlak yang baik itu adalah :
Ajaran tentang akhlak yang baik oleh Allah telah dijelaskan di banyak ayat dalam alquran dan hadis. Di antara akhlak yang baik itu adalah :
Memuliakan Tamu
Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam,
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ
اْلأخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
“Barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akhir maka
hendaklah dia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari)
Berlomba lomba dalam mengerjakan kebaikan.
Setiap muslim muslim diperintahkan oleh Allah untuk
bersemangat dan bersegera dalam mengamalkan kebaikan. tentunya kebaikan menurut
versi Allah sebagaimana dijelaskan di
dalam alquran yang berbunyi :
Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan
apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya
pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.
.( Q.S Al-Baqarah : 148 )
Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia
menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di
mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari
kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.( Q.S Al-Baqarah :
148 )
Mereka beriman kepada Allah dan hari akhir, mereka menyuruh
kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada
(mengerjakan) kebaikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh. (Ali
'Imran:114) .
bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada
surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang
yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu
lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan
(kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.”
(QS. Ali Imron : 133-134)
Mendamaikan manusia
Sesungguhnya orang-orang Mukmin adalah bersaudara, karena
itu damaikanlah antara kedua saudaramu, dan bertaqwalah kepada Allah,
supaya kamu mendapat rahmat."
(QS.49:10)
Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda”Setiap
persendian manusia ada hak untuk dikeluarkan sedekahnya setiap hari, selama
matahari masih terbit. Engkau mendamaikan di antara dua orang yang
berselisih itu adalah sedekah, engkau membantu seseorang untuk naik ke atas
kendaraannya atau mengangkatkan barangnya di atasnya itu adalah sedekah,
kalimat yang baik itu adalah sedekah, pada tiap-tiap langkah yang kamu tempuh
menuju shalat itu adalah sedekah, dan engkau membuang gangguan dari jalan itu
adalah sedekah” (HR. Al-Bukhari 2989, Muslim 1009).
Ucapan yang paling baik
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang
menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: Sesungguhnya
aku termasuk orang-orang yang berserah diri? (QS. 41:33)
Al-Bukhari dalam kitab Shahihnya no. 6475 dan Muslim dalam
kitab Shahihnya no. 74 meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah
bersabda.
وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ
اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka
hendaknya dia berkata yang baik atau diam”
Imam Nawawi berkomentar tentang hadits ini ketika
menjelaskan hadits-hadits Arba’in. Beliau menjelaskan, “Imam Syafi’i
menjelaskan bahwa maksud hadits ini adalah apabila seseorang hendak berkata
hendaklah ia berpikir terlebih dahulu. Jika diperkirakan perkataannya tidak
akan membawa mudharat, maka silahkan dia berbicara. Akan tetapi, jika
diperkirakan perkataannya itu akan membawa mudharat atau ragu apakah membawa
mudharat atau tidak, maka hendaknya dia tidak usah berbicara”
Jujur dan Sabar
Dari ‘Abdullâh bin Mas’ûd Radhiyallahu anhu, ia berkata:
“Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Hendaklah kalian selalu
berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan
mengantarkan seseorang ke Surga. Dan apabila seorang selalu berlaku jujur dan
tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai orang yang jujur.
Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang kepada
kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke Neraka. Dan jika seseorang
senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allâh
sebagai pendusta (pembohong). Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad (I/384);
al-Bukhâri (no. 6094)
“Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan
sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, kehilangan jiwa (kematian) dan
buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.”(Q.S.
AL-Baqarah 155).
Muka Berseri
Dari Abu Dzar ra, dia berkata, Rasulullah Saw bersabda, “Senyummu
di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu.” (HR.
Tirmidzi dan Ibnu Hibban).
Dari Abdullah bin Al Harits bin Jaz`i ra dia berkata, “Aku
tidak pernah melihat seseorang yang paling banyak senyumannya selain
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.” (HR. Tirmidzi)
Istiqomah
Di antara ayat yang menyebutkan keutamaan istiqomah adalah
firman Allah Ta’ala,
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah
Allah” kemudian mereka istiqomah pada pendirian mereka, maka malaikat
akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan
janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga
yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.” (QS. Fushilat: 30)
Dari Abu ‘Amr atau Abu ‘Amrah Sufyan bin Abdillah, beliau
berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ قُلْ لِى فِى الإِسْلاَمِ
قَوْلاً لاَ أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدًا بَعْدَكَ – وَفِى حَدِيثِ أَبِى أُسَامَةَ غَيْرَكَ
– قَالَ « قُلْ آمَنْتُ بِاللَّهِ فَاسْتَقِمْ ».
“Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ajarkanlah
kepadaku dalam (agama) islam ini ucapan (yang mencakup semua perkara islam
sehingga) aku tidak (perlu lagi) bertanya tentang hal itu kepada orang lain
setelahmu [dalam hadits Abu Usamah dikatakan, “selain engkau”]. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Katakanlah: “Aku beriman kepada
Allah“, kemudian beristiqamahlah dalam ucapan itu.”
Ibnu Rajab mengatakan, “Wasiat Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam ini sudah mencakup wasiat dalam agama ini seluruhnya.”
referensi
http://m.alquranonline.web.id/alquran.php
https://almanhaj.or.id/3197-menjaga-lisan-agar-selalu-berbicara-baik.html
https://www.facebook.com/KH.Abdullah.Gymnastiar/posts/686469614719948
Tidak ada komentar:
Posting Komentar