Dari Abu
Hurairah Radhiyallahu Anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
Sallam, bersabda “Menunda-nunda waktu pembayaran hutang bagi yang mampu, adalah suatu
kezhaliman; dan apabila piutang salah seorang kalian itu dialihkan kepada orang
lain, terimalah.” (Diriwayatkan Al-Bukhary, Muslim, An-Nasay dan Ibnu Majah).
Kamis, 12 November 2015
Hukuman Bagi Orang yang Melukai Hewan
Dari Abdullah
bin Umar Radhiyallahu Anhuma, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
“Seorang perempuan akan diadzab lantaran mengurung seekor kucing hingga mati
kelaparan. Perempuan itu pun masuk neraka lantaran menyebabkan kucing itu mati.”
Disebutkan dalam riwayat lain, “Seorang perempuan masuk neraka karena seekor
kucing yang ia ikat, tanpa diberi minum dan tidak ia biarkan makan dari
serangga-serangga tanah.” (Diriwayatkan Al-Bukhary dan Muslim).
Berlemah-lembut Terhadap Hewan
Dari Abu
Hurairah Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
bersabda, “Ketika seseorang berjalan tiba-tiba ia merasa sangat kehausan. Ia
pun mampir di sebuah sumur untuk minum darinya. Kemudian ia keluar (dari mulut
sumur), yang pada saat yang bersamaan ia melihat seekor anjing terengah-engah,
menjilat-jilat tanah basah karena kehausan. Orang itu pun berkata, ‘(Anjing)
ini telah mengalami apa yang aku alami tadi’, lalu ia mengisi sepatunya (dengan
air) kemudian menggigitnya dengan kedua bibirnya. Ia kemudian naik (ke bibir
sumur) dan meminumkan anjing tersebut. Maka Allah pun berterima kasih kepada
orang tersebut, dan mengampuninya.” Orang-orang berkata, “Wahai Rasulullah,
sesungguhnya kita bisa juga mendapatkan pahala dari (menyayangi) binatang?”
Rasulullah menjawab, “(Menyayangi) setiap hati yang masih segar (akan
mendapatkan) pahala.” (Diriwayatkan Al-Bukhary dan Muslim).
Kemuliaan Ikhlas dan Membantu
Dari Abu
Hurairah Radhiyallahu Anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
Sallam bersabda, ‘Ada tiga orang yang kelak pada hari Kiamat Allah tidak
melihatnya, tidak mensucikannya dan mereka berhak mendapatkan adzab yang pedih:
Seseorang yang memiliki kelebihan air di tengah perjalanan namun tidak ia
berikan kepada Ibnu Sabil, seseorang yang membaiat imamnya dengan baiat untuk
keduniaan saja. Bila imamnya nanti memberikan sebagian keduniaan itu kepadanya
maka ia ridha, namun bila tidak memberikan sebagian keduniaan itu kepadanya ia
akan marah. Dan, seorang lagi yang memajang barang dagangannya seusai Ashar
seraya berkata, ‘Demi Allah yang tidak ada Ilah selain Allah. Aku telah
mendapatkan laba sekian dan sekian’, lalu memberikan sedekahnya.’ Disebutkan
dalam sebuah riwayat, ‘Lalu memberikan shadaqahnya namun menarik lagi
shadaqahnya itu, dan (pada hari berikutnya) tidak diberi laba dari barang
dagangannya itu.’ Kemudian Rasulullah membaca, ‘Sesungguhnya orang-orang yang
menukar janji Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka
itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan
berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari
Kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. Bagi mereka adzab yang pedih’.”
(Diriwayatkan Al-Bukhary, Muslim dan Ashabus-Sunan).
Rabu, 11 November 2015
Kemuliaan Menanam dan Bercocok Tanam
Dari Anas bin
Malik Rashiyallahu Anhu, dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Tak
satu pun orang Muslim yang menanam tanaman atau bercocok tanam dengan satu
tanaman (tertentu) kemudian seekor burung, orang atau hewan makan dari tanaman
itu kecuali baginya dengan apa yang dimakan tadi shadaqah.” (Diriwayatkan
Al-Bukhary, Muslim dan At-Tirmidzy).
Berbaik Hati dalam Bermuamalah
Dari Jabir bin
Abdullah Radhiyallahu Anhuma bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
bersabda, “Allah menyayangi seseorang yang berbaik hati ketika berjualan,
ketika membeli dan ketika menagih hutang.” Disebutkan dalam sebuah riwayat, “…
bila membayar hutang.” (Diriwayatkan Al-Bukhary, At-Tirmidzy dan Ibnu Majah).
Memuliakan Kerja yang Hina Daripada Meminta-minta
Dari Az-Zubair
Ibnul-Awwam Radhiyallahu Anhu, dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
“Seseorang di antara kalian yang mengambil talinya, lalu datang dengan membawa
seikat kayu bakar, menjualnya, kemudian Allah menjaga harga dirinya dengan
seikat kayu bakar itu, lebih baik baginya daripada meminta-minta kepada orang
lain yang entah memberinya atau tidak.” (Diriwayatkan Al-Bukhary dan Muslim).
Kemuliaan Usaha dengan Tangan Sendiri
Dari Al-Miqdam
Radhiyallahu Anhu, dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Tidak
seorang pun yang makan lebih baik dari makan hasil kerja tangannya sendiri.
Dan, sesungguhnya nabi Allah, Daud Alaihis-Salam, makan dari hasil kerja
tangannya sendiri.” (Diriwayatkan Al-Bukhary, Abu Daud dan An-Nasay).
Meninggalkan Syubuhat
Dari An-Nu’man
bin Basyir Radhiyallahu Anhu berkata, “Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam
bersabda, ‘Yang halal itu jelas, dan haram itu juga sudah jelas, dan antara
keduanya adalah perkara-perkara yang syubuhat. Maka barangsiapa yang
meninggalkan dosa yang menurutnya masih syubuhat maka ia lebih berhati-hati
terhadap hal-hal yang telah sepenuhnya jelas (dosa). Namun barangsiapa yang
berani melakukan dosa yang menurutnya masih tersamar maka ia hampir-hampir
terjebak dalam hal-hal yang telah sepenuhnya jelas (dosa). Kemaksiatan itu
adalah daerah kekuasaan Allah, barangsiapa yang masuk ke tanah yang subur di
sekitar daerah tersebut maka hampir-hampir ia menginjaknya’.”
Dalam riwayat
lain dari An-Nu’man: “Yang halal itu jelas, yang haram itu juga sudah jelas,
dan antara keduanya adalah syubuhat yang tidak banyak diketahui banyak orang.
Barangsiapa yang menjaga diri dari syubuhat tersebut maka ia telah membebaskan
agama dan kehormatannya. Dan, barangsiapa yang masuk dalam syubuhat maka ia
bagaikan seorang penggembala yang menggembalakan di sekitar tanah kekuasaan
yang hampir-hampir menginjaknya. Ketahuilah, sesungguhnya setiap raja itu
memiliki daerah kekuasaan; dan ketahuilah, bahwa daerah kekuasaan Allah, di
muka bumi, adalah yang diharamkan-Nya. Ketahuilah, bahwa dalam jasad itu
terdapat segumpal darah, bila segumpal darah itu baik maka baik pulalah seluruh
jasad itu. Dan, bila ia rusak maka rusak pulalah seluruh jasad yang ada.
Ketahuilah bahwa segumpal darah itu adalah hati.” (Diriwayatkan Al-Bukhary dan
Muslim).
Langganan:
Postingan (Atom)